BENTUK PUISI BARU DAN LAMA
PUISI LAMA
Puisi lama dapat dibedakan menjadi:
1)
Mantra
Mantra merupakan puisi yg berisi puji-pujian
terhadap sesuatu yg gaib atau dikeramatkan
Contoh mantra: Mantra Pelindung diri untuk
penahan kulit:
Kejang aku
kejang rungkup. Kejang tunjang tengah laman.
Kebal aku
kebal tutup. Terkucap kulit tak berjalan.
Terkunci
terkancing tak mara. Hai hai anak datuk laut.
Nyalah
egkau, pergilah. Jikalau engkau tdk pergi.
Aku pukul
dgn ijuk tunggal.Dgn ijuk pusaka.aku sekal kepalamu
2)
Bidal
Bidal digunakan masyarakat lama utk
mengungkapkan sesuatu.
Contoh:
Seperti bunga ditimpa panas
Bagai kucing dengan anjing
Tua tua keladi, makin tua makin
menjadi.
Ada ubi ada talas, ada ubi ada balas.
3)
Pantun
Pantun merupakan puisi lama yg terdiri dari 4
baris dalam satu baitnya dan bersajak a-b-a-b.
Macam-macam pantun:
a) Pantun jenaka
Pantun Jenaka adalah pantun yang bertujuan untuk
menghibur orang yang mendengar, terkadang dijadikan sebagai media untuk saling
menyindir dalam suasana yang penuh keakraban, sehingga tidak menimbulkan rasa
tersinggung, dan dengan pantun Jenaka diharapkan suasana akan menjadi semakin
riang.
Contoh pantun jenaka:
Jalan-jalan ke rawa-rawa
Jika capai duduk di pohon palm
Geli hati menahan tawa
Melihat katak memakai helm
Jika capai duduk di pohon palm
Geli hati menahan tawa
Melihat katak memakai helm
b)
Pantun nasehat
Pantun ini berisi nasehat.
Contoh pantun nasehat:
Kalau
harimau sedang mengaum
Bunyinya sangat berirama
Kalau ada ulangan umum
Marilah kita belajar bersama
Bunyinya sangat berirama
Kalau ada ulangan umum
Marilah kita belajar bersama
c)
pantun agama
contoh pantun agama:
Halia
ini tanam-tanaman
Ke barat juga akan rebahnya
Dunia ini pinjam-pinjaman
Ke akhirat juga akan sudahnya
Ke barat juga akan rebahnya
Dunia ini pinjam-pinjaman
Ke akhirat juga akan sudahnya
4)
Talibun
Talibun adalah pantun jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi
harus genap misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya.
Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi.
Jika satiu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi. Jadi :
Apabila enam baris sajaknya a – b – c – a – b – c.
Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a – b – c – d – a – b – c – d
Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi.
Jika satiu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi. Jadi :
Apabila enam baris sajaknya a – b – c – a – b – c.
Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a – b – c – d – a – b – c – d
Contoh ;
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari isi
Induk semang cari dahulu
Ibu cari sanak pun cari isi
Induk semang cari dahulu
5) Gurindam
Gurindam
adalah puisi lama yang berasal dari Tamil (India).
CIRI-CIRI GURINDAM:
a. Sajak akhir berirama a – a ; b – b;
c – c dst.
b. Berasal dari Tamil (India)
c. Isinya merupakan nasihat yang cukup jelas yakni menjelaskan atau menampilkan suatui sebab akibat.
b. Berasal dari Tamil (India)
c. Isinya merupakan nasihat yang cukup jelas yakni menjelaskan atau menampilkan suatui sebab akibat.
Contoh :
Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)
Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)
Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b
)
Bagai rumah tiada bertiang ( b )
Bagai rumah tiada bertiang ( b )
Jika suami tiada berhati lurus ( c )
Istri pun kelak menjadi kurus ( c )
Istri pun kelak menjadi kurus ( c )
6)
Seloka
Seloka adalah pantun berkait yang tidak
cukup dengan satu bait saja sebab pantun berkait merupakan jalinan atas
beberapa bait.
CIRI-CIRI SELOKA:
a. Baris kedua dan keempat pada bait
pertama dipakai sebagai baris pertama dan ketiga bait kedua.
b. Baris kedua dan keempat pada bait kedua dipakai sebagai baris pertama dan ketiga bait ketiga
c. Dan seterusnya
b. Baris kedua dan keempat pada bait kedua dipakai sebagai baris pertama dan ketiga bait ketiga
c. Dan seterusnya
Contoh :
Lurus jalan ke Payakumbuh,
Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati tak kan rusuh,
Ibu mati bapak berjalan
Lurus jalan ke Payakumbuh,
Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati tak kan rusuh,
Ibu mati bapak berjalan
7)
Syair
Syair
adalah puisi lama yang berasal dari Arab.
CIRI
- CIRI SYAIR :
a.
Setiap bait terdiri dari 4 baris
b. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
c. Bersajak a – a – a – a
d. Isi semua tidak ada sampiran
e. Berasal dari Arab
b. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
c. Bersajak a – a – a – a
d. Isi semua tidak ada sampiran
e. Berasal dari Arab
Contoh
:
Pada
zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)
8)
Kit’ah
Puisi Arab yang
berisikan tentang nasihat-nasihat yang bersifat mendidik.
Contoh:
Jikalau dalam tanah
pada ikhwal sekalian
Tiadakan
kudapat bedakan pada antara rakyat dan sultan
Fana
juga sekalian yang ada, dengarkanlah yang Allah berfirman
Kulluman’alaihi
Famin, yaitu barang siapa yang di atas bumi itu lenyap jua.
9)
Gazal
Puisi
Arab yang berisikan cinta kasih.
Contoh:
Kekasihku
seperti nyawa pun adalah terkasih dan mulia juga
Dan
nyawaku pun, mana daripada nyawa itu jauh ia juga
Jika
seribu tahun lamanya pun hidup ada sia-sia juga
Hanya
jika pada nyawa itu yang menghidupkan sementara nyawa manusia juga
Dan
menghilangkan cinta pun itu kekasihnya yang setia juga
Bukhari
yang ada nyawa itu adalah berbahagia juga
10) Nazam
Puisi
Arab yang berisikan tentang cerita hamba sahaya, raja, sultan, pangeran, atau
bangsawan istana.
Contoh:
Bahwa bagi raja sekalian , Hendak
ada menteri demikian
Yang pada suatu pekerjaan ,
Sempurnakanlah segala kerajaan
Menteri inilah maha tolan raja , Dan peti segenap rahasia sahaja
Karena kata raja itu katanya , Esa
artinya dan dua adanya
Maka menteri yang demikianlah
perinya , Ada keadaan raja dirinya
Jika rapat adanya itu , Dapat peti
rahasianya di situ
11) Ruba’i
Puisi
Arab yang berisikan hal-hal yang berhubungan dengan nasihat-nasihat bersifat
pemujaan.
Contoh:
MANUSIA
Subhanallah
apa hal segala hal manusia
Yang tubuhnya dalam
tanah jadi duli yang sia
Tanah itu kujadikan
tubuhnya kemudian
Yang ada dahulu
padanya terlalu mulia
12) Masnawi
Masnawi
adalah puisi Arab yang berisi puji-pujian tentang tingkah laku seorang yang
mulia.
Contoh:
UMAR
Umar yang adil dengan perinya , Nyatalah pun adil dengan sendirinya
Dengan
adil itu anaknya dibunuh , Inilah yang benar sungguh
Dengan
bedah antara isi alam , Ialah yang besar pada siang malam
Lagipula
yang menjauhan segala syar ,
Immamullah
di dalam padang mashyar
Barang
yang hak Ta’ala katakanya itu ,
Maka
katanya yang sebenarnya begitu
PUISI BARU
Beberapa bentuk puisi baru:
1)
Distikon
Distikon adalah
sanjak 2 seuntai, biasanya bersajak sama.
Contoh :
Berkali kita gagal
Ulangi lagi dan cari akal
Berkali-kali kita jatuh
Kembali berdiri jangan mengeluh
Contoh :
Berkali kita gagal
Ulangi lagi dan cari akal
Berkali-kali kita jatuh
Kembali berdiri jangan mengeluh
2) Terzina
Terzina adalah
sanjak 3 seuntai.
Contoh :
Dalam ribaan bahagia datang
Tersenyum bagai kencana
Mengharum bagai cendana
Dalam bah’gia cinta tiba melayang
Bersinar bagai matahari
Mewarna bagaikan sari
Contoh :
Dalam ribaan bahagia datang
Tersenyum bagai kencana
Mengharum bagai cendana
Dalam bah’gia cinta tiba melayang
Bersinar bagai matahari
Mewarna bagaikan sari
3) Kuatrin
Sajak empat seuntai yang setiap baitnya
terdiri atas empat buah kalimat. Kuatrin bersajak ab\ab, aa-aa, ab\ab atau
aa\bb.
Contoh:
NGARAI SIANOK
Berat himpitan gunung Singgalang , Atas
daratan di bawahnya
Hingga tengkah tak alang-alang , Ngarai
lebar dengan dalangnya
Bumi runtuh-runtuh juga ,Seperti
beradab-adab yang lepas
Debumnya hirap dalam angkasa , Derumnya
lenyap di sawah luas
Dua penduduk di dalam ngarai, Mencangkul
lading satu-satu
Menyabit di sawah bersorak sorai, Ramai
kerja sejak dahulu
Bumi runtuh-runtuh jua, Mereka hidup
bergiat terus
Seperti si Anok dengan rumahnya, Diam-diam
mengalir terus
4) Kuint
Sajak atau puisi yang terdiri atas lima
baris kalimat dalam setiap baitnya.Kuint bersajak a-a-a-a-a.
Contoh:
HANYA KEPADA TUAN
Satu-satu perasaan , Yang saya rasakan
Hanya dapat saya katakan. Yang pernah merasakan
Satu-satu kegelisahan .Yang saya
rasakan Hanya dapat saya kisahkan
Kepada Tuan Yang pernah di resah
gelisahkan
Satu-satu desiran Yang saya dengarkan
Hanya dapat saya syairkan Kepada Tuan
Yang pernah mendengarkan
desiranSatu-satu kenyataan
Yang saya didustakanHanya dapat saya
nyatakan Kepada Tuan
Yang enggan merasakan
5) Seklet / sektet.
Sajak atau puisi enam seuntai, artinya
terdiri atas enam buah kalimat dalam setiap baitnya. Sektet mempunyai
persajakan yang tidak beraturan. Dalam sektet, pengarangnya bebas menyatakan
perasaannya tanpa menghiraukan persajakan atau rima bunyi.
Contoh:
BUNDA DAN ANAK
Masak jambak Buah sebuah .Diperam
alam di ujung dahan Merah
Beuris-uris Bendera masak bagi selera
Lembut umbut Disantap sayap
Kereak pipi mengobat luas .Semarak jambak
Di bawah pohon terjatuh ranum , Lalu
ibu
Di pokok pohon ,Tertarung hidup,
terjauh mata
Pada pala , Tinggal sepenggal ,Terpercik
liur di bawah lidah
6) Septina
Sajak tujuh seuntai yang setiap baitnya
terdiri atas tujuh buah kalimat. Sama halnya dengan sektet, persajakan septina
tidak berurutan.
Contoh:
API UNGGUN
Diam tenang kami memandang
Api unggun menyala riang
Menjilat meloncat menari riang
Berkilat-kilat bersinar terang
Nyala api nampaknya curia
Hanya satu cita digapai
Alam nan tinggi, sunyi, sepi
7) Stanza
Sajak delapan seuntai yang setiap
baitnya terdiri atas delapan buah kalimat. Stanza disebut juga oktava. Persajakan
stanza tidak beraturan.
Contoh:
PERTANYAAN ANAK KECIL
Hai kayu-kayu dan daun-daunan ,Mengapakah
kamu bersenang-senang?
Tertawa-tawa bersuka-sukaan? ,Oleh
angin dan tenang, serang?
Adakah angin tertawa dengan kami?
Bercerita bagus menyenangkan kami?
Aku tidakmengerti kesukaan kamu! Mengapa
kamu tertawa-tawa?
Hai kumbang bernyanyi-nyanyi!
Apakah yang kamu nyanyi-nyanyikan?
Bunga-bungaan kau penuhkan bunyi!
Apakah yang kamu bunyi-bunyikan? Bungakah
itu atau madukah?
Apakah? Mengapakah? Bagaimanakah? Mengapakah
kamu tertawa-tawa?
Bentuk-bentuk puisi baru berdasarkan
isi yang terkandung di dalamnya adalah:
1.
Ode
Sajak
atau puisi yang isinya mengandung pujian kepada seseorang, bangsa dan Negara,
atau pun sesuatu yang dianggap mulia. Karena isinya itulah, ode disebut juga
sebagai puji-pujian. Persajakan ode tidak beraturan atau bebas.
Contoh:
· Menara sakti ( Kepada arwah HOS.
Cokroaminoto)
, karya A Hasjmy
2. Himne
Sajak pujaan, yaitu
puji-pujian kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Himne disebut juga sajak atau puisi
ketuhanan.
Contoh:
· Padamu jua, karya Amir Hamzah
3. Elegi
Elegi
merupakan sajak duka nestapa. Isi sajak ini selalu mengungkapkan sesuatu yang
menyayat hati, mendayu-dayu dan mengharu-biru.
Contoh:
· Bertemu, karya Sutan Takdir Alisyahbana
4. Epigram
Sajak atau puisi yang
berisi tentang ajaran-ajaran moral, nilai-nilai hidup yang baik dan benar, yang
dilukiskan dengan ringkas. Terkadang ditulis dengan kata-kata atau
kalimat-kalimat sindiran atau kecaman pahit.
Contoh:
· Pemuda, karya Surapati
5. Satire
Sajak
atau puisi yang isinya mengecam, mengejek dengan kasar (sarkasme) dan tajam
(sinis) suatu kepincangan atau ketidakadilan yang ada dalam masyarakat.
Contoh:
· Marhaen, karya Sanusi pane
6. Romance
Romance
adalah sajak atau puisi yang berisi tentang cinta kasih. Cinta kasih ini tidak
hanya cinta kasih antara dua orang kekasih, tetapi juga cinta kasih dalam
bentuk lainnya. Misalnya cinta terhadap suasana damai dan tentram, cinta
keadilan, cinta terhadap bangsa dan Negara juga cinta kepada Tuha.
Contoh:
· Anakku, karya J.E. Tatengkeng
7. Balada
Sajak
atau puisi yang berisikan cerita atau kisah yang mungkin terjadi atau hanya
khayalan penyairnya saja.
Contoh:
· Kristus di Medan Perang, karya Situr Situmorang
8. Soneta
Soneta
adalah salah satu bentuk puisi baru yang berasal dari Italia dan masuk ke
Indonesia melalui pemuda terpelajar Indonesia yang belajar di Eropa, terutama
Belanda.Tokoh sonata terkenal dan dianggap sebagai bapak sonata Indonesia
adalah Mohammad Yamin dan Rustam Effendi.
Soneta
yang asli terdiri atas empat belas kalimat seluruhnya. Namun sonata yang ada di
Indonesia jumlah barisnya lebih dari empat belas kalimat. Tambahan baris
kalimat dalam sonata tersebut dinamakan koda atau ekor.
Contoh:
· Kehilangan Mestika, karya A.
Kartahadimadja
· Untuk Tini Kusuma, karya Moch. Yamin
0 komentar:
Posting Komentar